Sabtu, 03 Januari 2015

Nama-nama dan Proses Pembentukan Awan

Awan merupakan salah satu fenomena keindahan alam yang sampai saat ini membuat kagum orang yang memandangnya. Secara sepintas, awan terlihat seperti kapas yang lembut dan berwarna putih. Kadang kita melihat awan bergerak sangat lambat dan kadang kita melihat awan bergerak sangat cepat karena terbawa oleh angin. Pada kenyataannya pun awan tersebut tidaklah selamanya putih karena menjelang turunnya hujan awan tersebut berubah menjadi kehitaman. Kita biasa menyebutnya dengan kondisi atau keadaan mendung. Awan pun memiliki nama, nama-nama awan itu diberikan berdasarkan bentuknya dan kebanyakan berasal dari bahasa latin.

Ketika mendung, akan terjadi proses pembentukan awan yang diawali dengan adanya uap air, yang menyebabkan udara disekitarnya menjadi lembab. Uap air tersebut dapet dilihat apabila uap air tersebut terkondensasi menjadi butiran-butiran kecil yang menjadi tertahan di udara. istilah ini kita kenal dengan sebutan awan.

Banyak macamnya dari awan tersebut dan memiliki nama. awan terbentuk di laposan troposfer, yaitu lapisan udara yang jaraknya terdekat dari permukaan bumi sekaligus juga sebagai tempat terbentuknya sebagian cuaca. Di bagian atas troposfer suhunya mencapai di bawah titik beku, yaitu sekitar -55 derajat celcius (-67 derajat farenheit).

Mayoritas dari awan terbentuk pada saat udara yang sedang naik, di troposfer turun suhunya sehingga uap air berubah menjadi cari. Pada saat kondisinya sangat dingin, uap air tersebut langsung membeku dan berubah menjadi kristal-kristal es. Udara yang terkondensasi dan membentuk awan kecil dan kemudian angin membawa awan tersebut. Begitu pun awan-awan yang lainnya terbentuk dengan cara tadi.

Proses Pembentukan Awan

Pada awan yang dekat dengan daratan. Awan seperti ini sering kita sebut dengan kabut atau halium. Kabut terbentuk ketika pada malam hari yang cerah dan akan hilang pada saat pagi hari menjelang terbitnya panas matahari. Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa awan terbentuk melalui empat proses atau tahapan, yaitu :
  1. Adanya thermal atau udara yang naik.
  2. Udara tersebut naik ke atas pegunungan.
  3. Udara bertemu dari arah berlawanan dan terbawa ke atas.
  4. Ketika massa udara menjadi dingin dan mengalir di bawah udara yang hangat dan menjadi lebih ringan.
Nama-nama Awan

Awan-awan tersebut mempunyai berbagai bentu, ukuran dan ketebalan. Hal tersebut dapat terjadi tergantung dari tenaga yang menyebabkan udara naik dan menjadi sejuk. Untuk nama-nama awan pertama kalinya dikenalkan oleh Luke Howard (1722-1864).

Untuk menggambarkan nama-nama awan tersebut dia menggunakan bahasa latin. Kita ambil contohnya adalah nama awan Cumulus, yang artinya tumpukan atau gundukan, stratus artinya lapisan, Cirrus artinya filamen atau helaian dan nimbus yang artinya mengandung hujan. Selain nama-nama pokok dari awan tersebut, masih terdapat sepuluh jenis utama awan yang nama-namanya diambil dari kombinasi nama-nama tersebut.
  1. Awan Cumulus merupakan awan yang lembut dan sering terbentuk pada hari yang cerah di saat udara naik di atas daratan.
  2. Awan Altocumulus adalah awan yang berada pada ketinggian sedang. Kata "alto" sendiri artinya tinggi yang diambil dari bahasa latin.
  3. Awan Cumulunimbus, yaitu awan yang terbentuk akibat awan cumulus yang semakin membesar. Awan jenis ini disebut juga dengan awan kepala petir dan memiliki ketebalan ribuan meter.
  4. Awan Stratus disebut juga dengan awan berlapis. Awan ini terbentuk pada saat massa udara hangat dan secara perlahan naik dan menyebar di atas gunung yang udaranya dingin.
  5. Awan Altostratus seperti awan Altocumulus yang berupa gabungan butiran-butiran air dan kristal es.
  6. Awan Nimbostratus datang sebagai tanda akan turunnya hujan dan biasanya berwarna abu-abu.
  7. Awan Cirrus muncul berupa helaian putih tipis layaknya pita ataupun sabuk putih. Awan Cirrus ini terbentuk di troposfer bersama dengan cirrocumulus dan cirrostratus. Proses terjadinya hujan adalah bergabungnya jutaan butir awan dan membentuk butiran-butiran air yang lebih besar.
Nama awan berdasarkan ketinggian

Ada pendapat lain yang membagi awan tersebut menjadi awan tinggi, awan tengah, awan rendah, awan rendah tengah dan awan vertikal.

Yang disebut awan tinggi adalah awan terbentuk antara 10.000 dan 25.000 kaki atau sama dengan 3.000 m dan 8.000 m di daerah kutub. 16.500 dan 40.000 kaki atau 5.000 m dan 12.000 m di daerah beriklim sedang. Dan 20.000 dan 60.000 kaki atau 6.000 m dan 18.000 m di daerah tropis. Yang termasuk pada awan tinggi ini adalah awan genus cirrus, awan genus cirrocumulus dan awan genus cirrostratus. Yang termasuk pada awan genus cirrus adalah spesies fibratus cirrus, spesies uncinus cirrus, spesies spissatus cirrus, spesies catellatunus cirrus dan spesies floccus cirrus. Sedangkan yang termasuk pada genus cirrostratus ada dua jenis spesies, yaitu spesies cirrostratus fibratus dan spesies cirrostratus nebulosus.

Awan tengah terbentuk pada ketinggian 6.500 kaki atau 2.000 m, namun tetap dapat terbentuk pada ketinggian 13.000 kaki atau 4.000 m, 23.000 kaki atau 7.000 m, 25.000 kaki atau 8.000 m, yang semuanya tergantung pada daerah. Biasanya, apabila iklimnya lebih hangat, maka semakin tinggi dasar awannya. Yang termasuk awan tengah adalah awan jenis nimbostratus. Awan ini akan bergerak turun hingga ketinggian rendah ketika saat hujan.

Adapun awan rendah terbentuk pada permukaan hingga 65.000 kaki atau 2.000 m. Awan ini termasuk pada stratus genus, dan pada saat awan stratus ini terjadi kontak dengan tanah, maka terjadilah kabut, meskipun tidak semu kabut terbentuk dari stratus. Yang termasuk pada awan rendah ini adalah jenis genus stratocumulus, yang meliputi spesies stratocumulus stratiformis, spesies stratocumulus lenticularis, spesies stratocumulus castellanus. Yang berikutnya adalah genus stratus, yang meliputi spesies nebulosus stratus, dan spesies stratus fractus.

Berikutnya adalah awan rendah tengah. Awan ini terdapat dan terbentuk dari permukaan dengan ketinggian 10.000 kaki atau 3.000 m. Sedangkan yang termasuk pada awan vertikal adalah awan genus cumulonimbus, yang meliputi spesies calvus cumulonimbus, dan spesies capillatus cumulonimbus. Dan awan genus cumulus, yang meliputi spesies cumulus congestus dan pyrocumulus.

Ada yang perlu kita ketahui lagi bahwa semua jenis cairan yang berasal dari atmosfer disebut dengan presipitasi. Presipitasi ini meliputi salju, hujan, gerimis, hujan es (hail) dan hujan butiran es (sleet). Udara di dalam awan terus menerus bergerak. Ketika bergerak, butiran-butiran air tersebut saling bertabrakan sehingga membentuk butiran-butiran yang lebih besar.

Pada akhirnya butiran-butiran tersebut semakin besar dan terlalu besar untuk terus berada di awan sehingga butiran-butiran jatuh ke tanah (bumi). Lebar butiran hujan tersebut dapat mencapai 5 mm atau sekitar 1/4 inchi. Oleh sebab itu butiran yang lebih besar akan turun lebih cepat dibandingkan dengan butiran yang lebih kecil.

Prediksi cuaca lewat awan

Tahukah anda, kita bisa memprediksi cuaca dengan melihat awan? Yup, selain jika awan itu mendunga akan turun hujan, nah, bagaimana ciri-ciri awan jika akan terjadi putting beliung?

Gejala awal putting beliung bisa anda ketahui dari ciri-ciri atau penampakan keadaan cuaca khususnya awan. Biasanya sebelum terjadinya putting beliung atau hujan deras yang disertai angin kencang didahului oleh kejadian seperti berikut :
  1. Udara akan menjadi terasa panas.
  2. Di langit tampak awan-awan putih bergerombol seperti gumpalan kapas (awan cumulus).
  3. Diantara awan tersebut ada awan yang tepinya berwarna abu-abu berbentuk seperti bunga kol.
  4. Dalam waktu beberapa saat awan putih tersebut berubah warna menjadi hitam pekat (awan cumulonimbus)
  5. Angin kencang tiba-tiba berhembus yang diikuti guyuran hujan.
Sumber :http://www.anneahira.com/nama-nama-awan.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar